Laman

Senin, 07 Februari 2011

kepada kamu, dengan penuh kebencian

kepada kamu, dengan penuh kebencian

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi denganmu, tersenyum tanpa sebab, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan ketika menunggu kehadiranmu. Dan di saat aku bertemu, aku benci menutupi keinginanku tuk berjingkrak kegirangan.

Aku benci terkejut melihat pesan darimu muncul di inbox-ku, membuatku berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu di seberang sana bisa tertawa. Dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata.

aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan, kepadamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilanganmu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Aku benci akan perasaan khawatir terhadap kondisi itu.

Aku benci dengan nama panggilan darimu. Aku benci perhatianmu padaku, aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyaratmu. Apakah pertanyaanmu itu sekedar pancingan atau merupakan pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah tanganmu yang menyentuh kepalaku ketika rambutku berantakan hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang sekali lagi salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkanmu terus semalaman dan merasa gelisah, pasrah. Aku benci memikirkanmu terus semalaman tanpa harus tidur. Aku benci harus membaca barisan kata darimu untuk bisa tidur nyenyak.

Aku benci ketika kamu tiba-tiba menggenggam tanganku saat kamu ketakutan akan gelap yang menjadi phobia-mu. Benar, aku sangat benci kenapa ketika tangan kita bersentuhan, aku tidak bisa bernapas, merasa canggung, ingin berlari sejauh mungkin tuk hindari saat tersebut. Aku benci harus sadar atas semua kecanggungan itu, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika-ku bersuara dan mengingatkan "Hey! Ini semua tidak benar, jangan jatuh cinta kepadanya, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua mungkin tidak punya akhir yang bahagia", dan dimentahkan oleh hati yang berkata "Jangan hiraukan logika-mu".

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada dalam dirimu. Kesalahan yang sebenarnya aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu. Aku benci ketika harus mengejekmu jelek, padahal sebenarnya aku sangat ingin memujimu "kamu adalah perempuan paling cantik di dunia ini"

Aku benci akhirnya jatuh cinta. Aku benci nantinya untuk mengucapkan kata sayang kepadamu dengan malu-malu, aku benci perasaan khawatir tentang keadaanmu. Aku benar-benar benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Karena di dalam perasaan mengebu-gebu ini, dibalik semua rasa kangen, takut, khawatir, yang bergumul di dalam hati dan meletup pelan-pelan ini.




Aku takut sendirian.





by Ashlah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar